Festival
Durian Lolong, Karanganyar Pekalongan
Andriyan
Email
: andriyan2900@gmail.com
Desa Lolong merupakan salah satu desa yang berada
dikecamatan Karanganyar kabupaten
Pekalongan. Desa Lolong terkenal dengan sebutan desa durian karena memiliki
banyak buah duriannya, beberapa jenis durian Mentega, Musang King, Ao, dan
durian Ketan. Dari beberapa durian yang ada, durian yang paling dikenal di desa
Lolong adalah durian Ketan. Dimana durian Ketan ini sudah pernah diikutkan
dalam sebuah ajang perlombaan yang diadakan oleh kabupaten Pekalongan sendiri
dan berhasil meraih posisi kedua di ajang tersebut.
Salah satu acara yang terdapat di Desa Lolong adalah Festival
durian, yang biasanya dilakukan tahunan yang memikat banyak wisatawan lokal
untuk datang menikmati durian yang ditawarkan. Dimana dalam festival ini,
seluruh masyarakat Lolong ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Festival
adalah suatu peristiwa atau kejadian penting, suatu fenomena sosial yang pada
hakekatnya dijumpai dalam semua kebudayaan manusia.
Durian (Durio Zibethinus Murray) merupakan
buah-buahan tropikal asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Di Indonesia
tanaman durian tersebar luas di berbagai daerah dataran rendah sampai
ketinggian 600 Meter. Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom
Plantae, Divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliupsida, Ordo
Malvales, Famili Bombacaceae, Genus Durio, dan spesies
Durio Zibethinus.
Festival Durian di desa Lolong merupakan sebuah acara yang
diadakan satu tahun sekali, dan biasanya diadakan saat pertengahana atau akhir
musim. Sebenarnya Festival Durian sendiri diadakan oleh pemerintah Kabupaten,
sedangkan yang dilakukan masyarakat desa Lolong adalah sebuah acara
dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur terhadap yang Maha Kuasa atas
melimpahnya panen durian atau biasa disebut sebagai Selametan Durian. Didalam
terdapat beberpa rangkaian acara seperti, persembahan alat musik dangdut,
pertunjukan adat lokal sampai pembagian durian gratis.
Menurut bapak Abdul Basir, salah satu warga desa lolong
menyatakan bahwa sebelum tahun 2009, durian di desa Lolong hanya seharga
Rp10.000/buah, itu pun buahnya bukan milik masyarakat setempat melainkan buah
yang dikuasai oleh Tengkulak atau pengepul durian dari Tegal. Dan pada saat itu
juga salah satu masyarakat desa Lolong berinisiatif untuk membuat suatu
komunitas supaya desa Lolong dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
desa Lolong. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan mengumpulkan
pemuda-pemuda di desa Lolong untuk membicarakan hal tersebut, dan pada akhirnya
komunitas tersebut dapat terbentuk selama 20 minggu dengan nama “Santri
Entrepreneurship” yang masih berjalan sampai sekarang. Dalam komunitas itu
sendiri, setiap anggota diberikan bekal untuk menjadi wirausahawan dan salah
satu anggota menemukan sebuah ide untuk mengadakan Selametan Durian yang pada
awalnya bertujuan untuk mempromosikan hasil panen durian di desa Lolong.
Adanya Festival Durian di desa Lolong memberikan dampak
yang baik pada masyarakat antara lain, harga durian yang tadinya Rp10.000/buah
setelah dua minggu diadakannya acara tersebut harga durian meningkat menjadi
Rp35.000/buah, pendapatan mengalami kenaikan yang signifikan. Tetapi selain
berdampak positif, acara tersebut juga memberikan dampak negatif bagi
masyarakat sekitar seperti, penuhnya jalanan yang menggangu pengendara
dikarenakan lahan parkir yang kurang luas dan berserakannya sampah dimana-mana
bahkan sampai ke sungai yang bisa menyebabkan pencemaran sungai.
Referensi
http://eprints.ung.ac.id/3634/6/2013-1-69201-281409019-bab2-31072013011708.pdf
Komentar
Posting Komentar